Sekolah Anti Korupsi Aceh (SAKA)

  1. LATAR BELAKANG

Sekolah Anti Korupsi Aceh, didirikan pada tanggal 9 desember 2010 di Banda Aceh. Sekolah yang diinisiasi oleh Gerakan Anti Korupsi Aceh (GeRAK Aceh) yang bertujuan untuk mengimbangi permasalahan sosial masyarakat terkait dengan permasalahan korupsi. GeRAK Aceh, sebagai inisiator melihat bahwa perlu adanya kaderisasi untuk melanjutkan perjuangan gerakan melawan korupsi di Indonesia khususnya di Provinsi Aceh.

Inisiatif pembentukan SAKA bertujuan untuk membangkitkan masyarakat khusus pemuda yang berjiwa muda untuk membangun semangat anti korupsi di Indonesia khususnya Aceh. Pemuda sebagai tongkat keberhasilan suatu bangsa untuk merubah kaum bangsanya, maka pemuda harus menjadi garda terdepan untuk memberantas korupsi. Dengan kasus lain, bahwa tahun 2013 Seknas Fitra yang sebagai lembaga yang menaungi pemberantasan korupsi mengeluarkan daftar urutan provinsi terkorup. Urutan kedua provinsi terkorup adalah Aceh.

Ini realita wajah Indonesia saat ini, Indonesia masih menduduki negara terkorupsi diurutan 107 dari seluruh negara di Dunia. Terpana kita melihatnya bangsa ini dirusaki oleh kelakukan-kelakuan pemimpin yang selalu melakukan praktek korupsi. Semangat yang harus didorong sejak dini adalah melawan praktek korupsi dan meminimalir praktek korupsi. Untuk itu dari wajah bangsa saat ini, sudah sepantasnya menciptakan lembaga-lembaga informal yang dibentuk untuk memberikan kontribusi nyata kepada bangsa Indonesia, salah satu lembaga informal adalah sekolah anti korupsi Aceh.

Pada awalnya lembaga informal ini bernama ACIC (Aceh Corruption And Investigation Course). Tapi sulit untuk dipahami oleh public dan masyarakat Aceh. Maka dari itu beberapa pendiri berpendapat bahwa menggantikan nama lembaga ini. Dan kemudian, untuk mempermudah dikenal oleh masyarakat dan pemerintah maka diganti menjadi sekolah anti korupsi Aceh. Lembaga ini dibentuk dari diskusi-diskusi kecil dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam GeRAK Aceh.

Merubah bangsa ini tidak cukup dengan uang dan anggaran. Melainkan menciptakan kaderisasi dan pemimpin dimasa yang akan datang. Kalimat itu pantas digunakan sebagai rencana masa depan dari lembaga ini. Dari informal tersebut, lembaga ini bisa mencegah dan menciptakan kader yang melawan praktek korupsi. Karena tidak semuanya diselesaikan oleh penindakan tetapi melalui pencegahan dan mencegah. Lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Dalam perjalanannya kemudian pada tahun 2012 Sekolah Anti Korupsi Aceh Menjadi nominator pada ajang penghargaan Seputar Indonesia Award (RCTI), kemudian Sekolah Anti Korupsi Aceh didaftarkan ke notaris sesuai dengan akte no. 34/13 Februari 2013 berganti nama menjadi Sekolah Anti Korupsi Aceh (SAKA) agar visi dan misi sekolah ini lebih tersampaikan dan menjadi pelopor pertama tentang pendidikan antikorupsi di Indonesia.

Kerja sama lembaga SAKA sudah sampai ketingkat pemerintah daerah dan pemerintah Indonesia. Lembaga antirasua KPK telah menjalin kerja sama dengan SAKA, hampir setiap tahun KPK melaksanakan kegiatan di Aceh diinisiatorkan oleh SAKA. SAKA untuk ini setiap pemimpin komisioner KPK diundang dalam acara-acara tertentu. Dengan datangnya KPK ke Aceh dan bekerja sama dengan SAKA bisa membuat hubungan komunikasi kerja sama semakin bagus dan erat.

Pendidikan yang dibangun di SAKA bersifat informal, dan ada tahapan pendidikan yang telah dibuat dalam silabus pendidikan anti korupsi. Pemateri dihadiri dari kalangan pemerintah, akademisi, praktisi, aktivis dan jurnalis. Pendidikan berlangsung selama enam bulan kedepan, ada tugas akhir yang harus diselesaikan oleh peserta siswa. Mereka tidak dibayar dan dipungut biaya selama pendidikan ini berlangsung. Siswa bisa terdiri dari siswa pelajar, mahasiswa, dosen, aktivis, parpol dan sebagainya. Didalam pendaftaran tidak dibatasi peserta dan syarat-syarat siswa yang ingin mendaftarkan diri.

Saat ini, alumni dari SAKA telah tersebar diseluruh provinsi Aceh. Pada tahun 2015, SAKA telah mewisudakan sampai angkatan ke 5. Tercatat seluruh siswa yang telah mewisudakan pendidikan informal sebanyak 155 siswa. Antusias publik meningkat dari tahun sebelumnya, partai politik yang ada di Aceh sudah mulai ingin belajar pendidikan anti korupsi di SAKA. Dengan demikian pendidikan informal ini bisa menjadi tongkat keberhasilan bangsa dan merevolusi system bangsa ini dari tertutup menjadi terbuka. Dan tranpasaransi ditegakkan sejak dini dan mencegah lebih baik dari mengobati.

  1. VISI SEKOLAH

Sekolah Anti Korupsi Aceh menjadi media pendidikan dan kaderisasi anti korupsi untuk perubahan sosial di Aceh.

  1. MISI SEKOLAH

Untuk mencapai visi yang diharapkan, Sekolah Anti Korupsi Aceh memiliki langkah sebagai berikut :

  1. Melahirkan kader yang mempunyai sentimen moral gerakan sosial anti korupsi.
  2. Membangun gerakan sosial anti korupsi yang berkesinambungan sebagai bentuk respon publik terhadap upaya perlawanan gerakan antikorupsi.
  3. MOTO

“Membangun Gerakan Sosial Antikorupsi di Aceh”

  1. PRESTASI

Adapun prestasi yang dimiliki oleh Sekolah Anti Korupsi Aceh :

No Jenis Prestasi Lembaga Penyelenggara Prestasi Tingkat Tahun
1. Anugerah Seputar Indonesia RCTI Nominator Nasional 2012
2. Youth Integerity Camp TII Peserta Kritis Nasional 2014
3. Pemuda Indonesia Kemensesneg Peserta Nasional 2015
4. Award Bung Hatta Institute Bung Hatta Penyelenggara Nasional 2015
5. Uji Akses Terbaik KIA Lembaga Terkritis Provinsi 2015

 

  1. KEGIATAN YANG TERLAKSANA
Jenis Kegiatan Lembaga Penyelenggara Penanggung Jawab Tingkat Tahun
Simposium Antikorupsi 2013 Sekolah Anti korupsi Aceh dan Universitas Muhammadiyah Aceh Pelaksana Provinsi 2013
Model pembelajaran Antikorupsi dan Guru Ber-Aksi KPK, Disdikpora kota Banda Aceh, dan Sekolah Anti Korupsi Aceh Pelaksana Kota Banda Aceh 2013
Bedah Buku bersama KPK Sekolah Anti korupsi Aceh dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unsyiah Pelaksana Provinsi 2014
Workshop Pendidikan Antikorupsi untuk siswa dan Remaja Mesjid Dinas Syari’at Islam dan Sekolah Anti Korupsi Aceh (SAKA) Pelaksana Kota Banda Aceh 2014
Pemutaran Film Antikorupsi (ACFFest) KPK RI, Sekolah Anti Korupsi Aceh (SAKA) dan Aceh Documentary Comunity (ADC) Pelaksana Provinsi 2015

 

  1. RANCANGAN KOMUNIKASI

Adapun yang menjadi rancangan komunikasi Sekolah Anti Korupi kedepan adalah :

  1. Internal SAKA
  2. Komunikasi

Komunikasi berperan untuk mengendalikan perilaku dalam berorganisasi. Komunikasi mempunyai empat fungsi utama didalam organisasi : pengendalian, motivasi, pernyataan emosional dan informasi (dalam Stephen 2015). Komunikasi berperan untuk mengendalikan perilaku anggota dalam berbagai cara. Komunikasi SAKA yang bersifat informal juga ikut mengendalikan perilaku.

Komunikasi dapat membantu meningkatkan motivasi dan semangat dengan memberikan penjelasan dan informasi kepada anggota yang bergabung dalam SAKA mengenai apa yang harus mereka lakukan hari ini dan kedepannya, pengawasan yang baik, dan bagaimana meningkatkan kinerja anggota untuk kedepannya. Kelompok kerja atau internal SAKA merupakan sumber utama dari interaksi social. Komunikasi didalam kelompok adalah mekanisme dasar para anggota yang memperlihatkan kepuasan dan frustasi. Oleh karena itu, komunikasi menyediakan pernyataan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan social. Fungsi didalam komunikasi berogranisasi adalah untuk memfasilitasi pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperoleh oleh para individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan menyampaikan informasi kesemua anggota strukturisasi SAKA yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kinerja dari internal SAKA.

Hampir setiap interaksi dalam komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menjalankan satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut. Untuk melaksanakan secara efektif, kelompok harus mempertahankan beberapa sikap pengendalian atas para anggotanya menstimulasi semua anggota untuk melaksanakan semua rencana kerja SAKA kedepannya. Untuk komunikasi informal yang artinya sebagai saluran komunikasi yang diciptakan secara spontan dan berkembang sebagai pilihan-pilihan individu (dalam Stephen 2015). Intruksi dan social diciptakan oleh internal lembaga organsisasi, saluran komunikasi yang mudah diciptakan dari masing-masing pribadi yang tergabung dalam organisasi ini.

  1. Arah Komunikasi

Arah komunikasi dalam lembaga ini memilih arah komunikasi vertical dan horizontal. Yang mana setiap ketua umum dan ketua divisi bisa memberikan pendapatnya secara jelas dan setiap anggota bisa menyampaikan pendapatnya dalam rapat internalnya. Tapi tidak kemungkinan jika ada intruksi yang dipimpin oleh ketua umum SAKA yang memberikan intruksi kelevel leih rendah yang dikatakan komunikasi kearah bawah. Ketua umum SAKA menggunakan untuk menugaskan tujuan, memberikan intruksi kepada semua anggota SAKA, menjelaskan kebijakan dan prosedur, menunjukkan permasalahan yang memerlukan perhatian dan menawarkan umpan balik. Dan komunikasi informal dapat melakukan komunikasi kearah atas. Artinya komunikasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepara ketua umum atau struktur tertinggi di SAKA menginformasikan mereka mengenai perkembangan dari arah tujuan, dan penyampaian permasalahan saat ini. Biasanya yang terjadi didalam organisasi ketua umum atau direkturnya bergantung pada komunikasi ke arah atas untuk gagasan-gagasan mengenai bagaimana kondisi dapat ditingkatkan.

  1. Saluran Komunikasi

Model saluran komunikasi didalam organisasi SAKA yaitu menggunakan tulisan dan tatapan muka. Komunikasi tulisan meliputi papan aturan informasi diruang kerja, surat, e-mail, pesan singkat, organisasional sevara berkala, dan banyak cara lain yang menyampaiak tulisan dengan kata-kata atau symbol. Komunikasi tulisan sering digunakan untuk intruksi atau aturan yang telah ditetapkan oleh sebuah organisasi. Penetapan peraturan dibuat oleh internal organisasi dan telah disepakati. Hanya diterapkan dan dijalankan yang sudah ditetapkan tersebut.

Komunikasi tatapan muka artinya komunikasi yang langsung berjumpa seperti pidato, diskusi formal, diskusi kelompok, serta rumor secara informal atau cerita kabar-kabar yang digosipkan dikantor. Keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan berkomunikasi dan umpan baliknya. Kita dapat menyampaikan sebuah pendapat dan menerima pendapat dalam waktu yang sedikit. Jika penerimaan pendapat belum meyakinkan dari masing-masing individu maka umpan balik yang cepat memungkinkan pengirim untuk menjelaskan secara cepat dan memperbaikinnya dengan jelas. Didalam organisasi SAKA bisa menerapkan komunikasi tulisan dan tatapan muka. Karena saluran komunikasi tersebut sesuai dengan lembaganya yang social dan untuk kepentingan publik semata.

  1. Gaya Komunikasi

Komunikasi yang digunakan kedepannya dalam gaya komunikasi sudah pasti informal. Karena lembaga ini terbentuk karena inisiatif dari beberapa orang dan terbentuknya karena fenomena yang terjadi saat ini. Lembaga ini bisa berubah sesuai dengan fenomena lingkungannya. Dan tidak mensalahi aturan yang berlaku jika dirubah pula. Tergantung dengan social dan lingkungan yang berlaku dalam memberantas korupsi di Indonesia. Beberapa karakteristik social yang meningkatkan kinerja dari sebuah organisasi adalah meliputi saling ketergantungan , dukungn social, dan interaksi dengan orang lain diluar pekerjaan. Interaksi-interaksi social sangat kuat terkait dengan suasana hati (mood) yang positif dan memberikan kepada para anggota kesempatan untuk menjelasakan peranan kerja anggota dan seberapa baiknya mereka dalam bekerja. Dukungan social memberikan para anggota kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh panduan mengenai kerja mereka. Hubungan social yang konstruktif dapat menghasilkan umpan balik yang positif sebagaimana para pekerja saling membantu satu dengan yang lainnya dalam suatu rumah organisasi.

  1. Eksternal SAKA
  2. Memperbanyak Cabang Perwakilan

Mengingkat telah banyak yang menjadi dari alumni SAKA, maka sudah layak untuk membuka cabang-cabang perwakilan dibeberapa regional dikabupaten kota yang ada di Aceh. Maka semakin mudah mendorong terbentuknya pendidikan informal seperti pendidikan anti korupsi. Fungsi dari memperbanyak cabang adalah untuk memperbanyak kaderisasi penggiat anti korupsi. Dan mendorong partisipasi masyarakat untuk menjadi civil society yang aktif dalam pemberantasan anti korupsi.

  1. Memperbanyak Kerja Sama

Sebuah lembaga harus menjalin komunikasi kerja sama yang efektif, baik itu ditataran pemerintah daerah dan pusat maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat lainnya. Untuk itu, SAKA harus menjadi contoh untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah melalui kerja sama. Dalam setiap kegiatan SAKA harus mengundang dari kalangan pemerintah supaya pemerintah lebih aktif dan mensuarakan transparansi dan memberikan persepsi publik yang baik untuk pemerintah. Dengan demikian saka telah masuk dalam perubahan system pemerintahan dan dibantu dari pemerintah.

  1. Mendorong pendidikan Anti Korupsi di Pendidikan Formal

Pendidikan informal mempunyai keterbatasan, yang mana informal yang bersifat social dan membangun. Tetapi lain halnya dengan pendidikan formal yang mana mempunyai intruksi yang jelas, regulasi pemerintah yang jelas, anggaran memadai, infrastruksi yang baik dan mempunyai tim pengawasan cukup memadai. Untuk itu SAKA harus mendorong pendidikan anti korupsi masuk kedalam pendidikan formal seperti Paud, Sekolah Dasar dan sebagainya. SAKA bisa kerja sama dengan dinas pendidikan kabupaten kota untuk menjadi relawan anti korupsi yang mengajari anak SD dibidang social anti korupsi. Siswa SAKA bisa langsung terjun kesekolah-sekolah setelah menandatangani kerja sama. Ini berdampak baik karena SAKA bisa membuat gebrakan baik untuk kedepannya dalam menciptakan pemimpin yang bersih dan jujur dimasa yang akan datang.

  1. Membuat Atribut Anti Korupsi

Komunikasi yang baik tidak hanya menggunakan komunikasi verbal namun yang harus digunakan dengan baik yaitu komunikasi nonverbal. Didalam sosialiasi pendidikan anti korupsi harus menggunakan atribut, seperti brosur, pin, stiker. Didalam atribut membuat tulisan-tulisan pendidikan anti korupsi atau efek dari korupsi. Ini akan membantu pendidikan anti korupsi yang selama ini telah dibangun. Dan menjadi informasi dari pengetahuan anti korupsi.

  1. Perspektif Komunikasi

Perspektif yang digunakan dalam organisasi di sekolah anti korupsi Aceh ini dapat menggunaka dua pendekatan yaitu pendekatan human relations dan human resourches.

  1. Perspektif Human Relations

Human relations merupakan pengintegrasian anggota organisasi kedalam suatu situasi kerja yang menggiatkan mereka untuk bekerja sama dengan rasa puas secara ekonomis, psikologis, maupun kepuasan sosial. Didalam konteks organsasi SAKA anggota struktur ditempatkan pada bagian-bagian yang mereka miliki, karena mereka dapat bekerja sesuai dengan keahliannya tidak dipaksa ditempatkan dibagian yang tidak mereka kuasai. Dan human relations (hubungan antar manusia) merupakan syarat utama untuk keberhasilan suatu komunikasi baik komunikasi antar perorangan maupun komunikasi dalam organisasi. Hubungan yang harmonis dan nyaman akan membuat anggota organisasi yang menyenangkan dan hal ini akan mempengaruhi semangat anggota dalam menjalankan segala pekerjaannya.

Hubungan manusiawi (human relations) pada umumnya mengacu pada suasana kerja yang berasal dari hubungan antara manajer dengan karyawan. Jika hubungan manusia pada suatu organisasi efektif, maka suasana kerja akan mendorong semangat kerja dan keharmonisan suasana kerja.

  1. Perspektif Human Resourches

Pendekatan sumber daya manusia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat social dan ingin mengaktualisasikan dirinya. Menurut pendekatan ini, ditempat kerja orang berusaha untuk memuaskan kebutuhan sosialnya, memberikan reaksi tekanan dari kelompok serta berusaha memenuhi kebutuhan pribadi.

Pendekatan ini membuka berbagai saluran komunikasi yang dianggap sesuai dan memilih serta menggantikan lebih dari satu saluran untuk mengkomunikasikan sebuah pesan. Implikasi human resourches mengenai gaya komunikasi yang digunakan lebih banyak informal meskipun formal pun tetap dilakukan. Hal ini sejalan dengan tujuan dari pendekatan ini adalah selain memaksimalkan produktivitas melalui keunikan masing-masing individu, yang berarti meningkatkan efektifitas organisasi sekaligus memenuhi harapan dari anggota.

  1. STANDARISASI KURIKULUM SEKOLAH
  2. Penerapan Kurikulum bagi Program Normatif, Adaptif dan Produktif yang berlaku, serta sesuai dengan standar komptensi masing-masing program keahlian berdasarkan kesepakatan.
  3. Kurikulum dan metodologi belajar dikembangkan berdasarkan isu kekinian mengikuti trend dan motif perilaku korupsi serta strategi penanganan dan pencegahan.
  1. PROFIL SEKOLAH ANTI KORUPSI ACEH
Nama lembaga Nama Lembaga Sekolah Anti Korupsi Aceh
Alamat Alamat Jln.Tgk Meurandeh , Dsn. Lamseuke No.212, Gampong Lam Cot, Kecamatan Darul Imarah –Aceh Besar,
Telp Telpon
Hp 082368156480 (Kepala Sekolah)

082276626982 (Sekretaris)

Email

Fb

Twitter

Website

Sekolahsaka@gmail.com

Sekolah antikorupsi aceh

@saka_aceh

Status Pendidikan Luar Sekolah
Pembina Sekolah 1. Askhalani, S.Hi

2. Neneng Indriati, S.T

3. Hayatuddin

4. Suhendri, S.IP

5. Rizkika Lheena Darwin, MA

Kepala Sekolah Mahmuddin, S.IP
Sekretaris Rahayu Fujianti
Bendahara Dewi Fitriliana
Kepala Pustaka Taufik Munawar
Humas (Medsos) 1. Fauzul Husni

2. Hendra Keumala

Litbang 1. Abdul Aziz

2. Zulfata

3. M. Aris Yunandar

4. Riska Azzahra

5. Evan

6. Azuarlin

Kaderisasi 1. M. Rizal

2. Ona Maulana

3. Hasanuddin

4. Rahmat Fajri

5. M. Haekal Sanjaya

https://safutrarantona.wordpress.com/2016/02/25/ala-jadi-bargaining-position/

 

 

Tinggalkan komentar